Perjalanan Kereta ke Inggris Pasca Brexit

Pada akhir Desember 2016, kami sekeluarga melakukan perjalanan kereta dari Cologne, Jerman menuju London, Inggris. Awalnya kami mengira perjalanan kereta antar negara di Eropa ini tak jauh beda dengan perjalanan kereta kami sebelumnya ke Budapest dan ke Praha. Dimana Vini-Vidi-Go berlaku. Kudatang ke stasiun, kulihat keretanya dan berangkaaaat. Kami lupa atau tepatnya mengabaikan fakta bahwa Inggris termasuk Europe Union (EU) tapi tidak termasuk dalam Schengen Countries.

Saat membeli tiket kereta secara online di perusahaan kereta Jerman  saya sempat heran dengan transit time yang lumayan lama (77 menit) di Brussels. Saya kaget juga dengan harganya yang mahal 70 Euro/orang untuk second class (Saya selalu terkesiap dengan harga mahal…) Berarti saya harus membayar 280 Euro untuk 4 orang atau setara dengan 4 juta Rupiah atau setara dengan budget Airline Jakarta Surabaya pp.

Continue reading “Perjalanan Kereta ke Inggris Pasca Brexit”

Advertisement

Belanda Memang Beda

Negara terakhir yang kami kunjungi di trip ke Eropa adalah Belanda. Setelah 3 jam perjalanan dari Brussels (210 km), kami tiba di Amsterdam malam hari. Negara ini terasa berbeda, mengingat perjalanan sejarahnya yang panjang dengan Indonesia. Makan malam kami saat itu di restoran masakan Indonesia merupakan suatu pembuktian bedanya negara Belanda dengan negara lain yang sudah kami kunjungi. Continue reading “Belanda Memang Beda”

Belgia, harusnya tidak sekedar Oldtown

Hari kesembilan tour di Eropa. Kami mengawalinya dengan American breakfast di Paris, lanjut makan Chinese food siang hari di Belgia dan berakhir di Belanda untuk santap malam masakan Indonesia. Seru dan aneh kelihatannya, mengunjungi banyak negara dalam sehari dan makan aneka makanan yang aslinya berasal dari luar Eropa. Sesungguhnya hari itu saya tidak merasa seru… hari itu saya sudah memasuki titik jenuh. Continue reading “Belgia, harusnya tidak sekedar Oldtown”

(Bukan) Tips Belanja di Paris

Hari kedelapan tour Eropa, kami disodori 2 rute saja. Pertama ke Shopping Galeries Lafayette dan kedua ke Disneyland Paris. Rute yang aneh. Mana bisa ke Disneyland hanya setengah hari? Kami sekeluarga (benar … hanya keluarga kami) ijin ke tour leader untuk diturunin aja di salah satu train station supaya kami bisa jalan sendiri ke Disneyland sementara yang lain belanja. Ternyata tidak dibolehkan. Group ini harus kompak ke satu tujuan, whether we like it or not ! Peringatan juga buat calon peserta grup travel yang tujuan utumannya ke Disneyland atau amusement park lainnya. Tanyakan ke travel agent, apakah kunjungan ke tempat ini seharian atau hanya setengah hari untuk sekedar ada di list itinerary.

Galeries Lafayette merupakan shopping mall mentereng 10 lantai. Semua brand mentereng Paris ada di mall ini. Mudah sekali gelap mata di sini lalu memborong banyak barang, kalau … memang ada duitnya. Sebenarnya si Sulung doyan belanja, tapi dompet orangtuanya tidak mendukung hal ini. Continue reading “(Bukan) Tips Belanja di Paris”

Paris, benarkah romantis ?

Bila anda ikut group tour ke Eropa selama sekian hari, bisa dipastikan 40% isinya adalah perjalanan. Baik itu perjalanan pergi dan pulang naik pesawat maupun perjalanan naik bis dari satu kota ke kota lain. Seperti itinerary kami di hari keenam. Isinya hanya: Perjalanan dari Lucerne menuju Paris di negera Perancis. Saya pun lupa apa yang saya lihat dan lakukan selama perjalanan ini. Nampaknya perjalanan sejauh 600 km ini tidak terlalu berkesan.

Yang saya ingat menjelang masuk Paris di sore hari, jalannya macet sekali. Rasanya lebih dari sejam kami antri memasuki kota Paris. Baru kali ini kami ketemu macet selama di Eropa. Bayangan Paris yang romantis agak buyar gara-gara kemacetan ini. Continue reading “Paris, benarkah romantis ?”

Sekitar Lucerne dan Salju di Mt. Titlis

Buat orang tropis seperti kami, melihat salju merupakan “wow” moment. Sama seperti orang Eropa yang negaranya tidak atau sedikit berpantai, maka melihat pantai berpasir landai di Indonesia seperti melihat surga tropis. Bolehkah norak kalau melihat sesuatu yang unik? Sah-sah saja kok. Yang tidak boleh adalah menertawakan orang norak seperti ini. Biarkan saja.

Rombongan tour kami ini bertemu salju untuk pertama kalinya di stop area dalam perjalanan dari Venice ke Lucerne. Meski sudah sempat menggigil di Italia, tapi di sana tidak terlihat salju. Maka melihat tumpukan-tumpukan salju yang mulai meleleh di stop area, menarik beberapa orang dari grup kami untuk berfoto. Continue reading “Sekitar Lucerne dan Salju di Mt. Titlis”

Innsbruck, Tour Tambahan di Perjalanan Menuju Lucerne

Bila anda melihat biaya tour yang ada di iklan travel agent di koran, maka sudah bisa dipastikan itu bukanlah total biaya liburan anda. Karena bentuknya iklan, tentunya mereka ingin menunjukkan banyaknya tujuan wisata sekaligus murahnya biaya. Total biaya harus ditanya dulu ke agentnya untuk segala kemungkinan biaya tambahan. Biaya lain yang mungkin timbul diantaranya adalah biaya pembuatan passport (kalau belum punya atau perlu perpanjang), biaya pembuatan visa (ke negara yang butuh visa), fuel surcharge pesawat (lumayan signifikan jumlahnya), pajak (PPN) 1%, airport tax dan tips driver beserta tour leader nantinya. Total biaya tambahan ini bisa menambah 20 – 30% dari harga di brosur.

Sudah, itu saja? Belum! Continue reading “Innsbruck, Tour Tambahan di Perjalanan Menuju Lucerne”

Italia Bagian 3 – Venice

Kesalahan utama kita kalau traveling dengan travel agent adalah “pasrah”. Pasrah disuruh nunggu,  dan pasrah digiring kemana aja. Hanya sedikit yang mau browsing untuk cari tahu sebelumnya tentang kota yang akan dikunjungi. Untuk kota-kota di Eropa yang rata-rata usianya sudah lebih dari ratusan tahun, akan lebih menarik kalau kita tahu sebelumnya sejarahnya, budayanya dan kebiasaan penduduk lokal, meski hanya sedikit. Saya termasuk orang yang “pasrah” saat traveling kali ini.

Yang saya tahu mengenai Venice adalah, betapa romantisnya naik gondola di kanal-kanal Venice. Oleh karena itu saat tour leader menawarkan tour tambahan, kami serombongan langsung mengiyakan. Continue reading “Italia Bagian 3 – Venice”

Italia Bagian 2 – Pisa

Mengingat-ingat perjalanan dua setengah tahun yang lalu ke Eropa meski tidak traveling sendiri, tetap menyisakan kenangan yang indah. Memang kurang challenging karena kita tidak perlu mikir banyak mau kemana, makan dimana, naik apa, dan seterusnya. Perjalanan cenderung santai. Sangat santai malah. Cocok buat orang yang sudah stress dengan beban kerja kantor yang menghimpit.

Hari kedua kami di Eropa masih di negara Italia. Pagi jam 8 kami sudah check out dari hotel di Roma karena akan bergerak ke kota Florance – Pisa. Jarak Roma ke Pisa yang ada di utara Italia sekitar Continue reading “Italia Bagian 2 – Pisa”

Italia Bagian 1 – Roma dan Vatican

Kami menjejakkan kami pertama di Roma, Italy atau Italia, tepat saat Christmas eve. Proses imigrasi di bandara Fiumicino Italia atau Leonardo da Vinci Airport, tidak ribet atau pun ketat. Kami agak terheran-heran juga segitu mudahnya kami melenggang kangkung keluar bandara.

Nah saat keluar dari bandara lah baru terjadi hal yang menyebalkan. Bis yang menjemput ternyata tidak ada di tempat penjemputan. Continue reading “Italia Bagian 1 – Roma dan Vatican”