Postingan saya tentang belanja di Paris dan belanja di London memang bukan tips shopaholic sejati. Namun tetap saja saya ingin share sedikit pengalaman belanja saya di New York City. Saran belanja saya tetap sama, yaitu banyak cuci mata, jangan kalap, tau harga di Jakarta sebelum beli, dan jangan buka dompet terlalu sering 😛
Sama seperti London dan Paris, New York City adalah pusat belanja dunia. Kemana pun mata memandang di segala penjuru kota, maka toko-toko dengan display yang cantik bertaburan di sana-sini. Kalau tidak kuat iman, meyakini bahwa kemampuan bayar saya jauh dari limit maksimal kartu-kartu kredit saya, maka pasti saya sudah belanja gila-gilaan.
Waktu kedatangan saya ke NYC di awal November, juga kurang tepat untuk belanja, dimana harga barang umumnya normal. Hari diskon nasional di Amerika yang dinanti-nanti adalah Black Friday yang jatuh di hari Jumat di akhir bulan November. Yah kira-kira beberapa hari setelah saya pulang lah … hiks. Jadi usahakan lah datang ke Amerika saat Black Friday yang menandai awal musim belanja masa Natal.
1. Belanja di Department Store
Macy’s adalah Dept. Store paling tuwir di USA. Berdiri sejak 1858, outletnya sekarang sudah 740 toko di seluruh USA. Macy’s di Midtown Manhattan yang dekat dengan hotel saya, adalah toko Macy’s yang pertama sekaligus yang terbesar. Saking besarnya, kami 3 sepupu yang hobby nyasar ini, gak ketemu-ketemu saat janjian di Macy’s. Saya masuk dari pintu Timur dia masuk dari Barat.
Senangnya saat mampir ke Macy’s saat itu karena tokonya sudah mulai dihias dekorasi natal. Masih jarang sekali menemukan dekorasi natal di pertengahan November. Namun dekorasinya baru ada di lantai satu saja. Mungkin lantai 2 sampai 9 menyusul bertahap, mengingat besarnya toko ini.
Masih satu owner, dept store terbesar kedua adalah tempat kerjanya Rachel Greene di film Friends, yaitu Bloomingdale’s. Sudah tua juga umurnya karena berdiri tahun 1872, hanya beda beberapa belas tahun dengan Macy’s. Meski tempatnya tidak seluas Macy’s, tapi barang-barang di Bloomingdale’s lebih trendy dan high class. Saya tidak sempat mampir kesana, karena gak kepingin juga naik taxi khusus untuk ke Dept. store aja. Mahal pulak.
Tempat belanja barang branded yang lagi hip adalah Wesfield World Trade Center yang sudah diceritakan di postingan sebelumnya. Tempat ini pun saya datangi karena tidak sengaja. Si Bungsu sempat kepingin tas Kate Spade. “Nanti ya nak, beli sendiri kalau udah kerja,” bisik mak-mak yang gak punya banyak duit.
Sepengetahuan saya, tidak ada free tax claim di Amerika seperti di Eropa atau di Inggris. Jadi kalau cari barang murah memang harus pas ada diskon atau belanja di Premium Outlet.
2. Knick knack store
Karena pergi dengan teenager, maka toko printilan yang lucu-lucu seperti Disney’s Store di Times Square dan M&M World menarik perhatian si Bungsu. Termasuk juga Toko souvenir buat oleh-oleh seperti key chain, snow globe, magnet kulkas,yang banyak ditemui di sekitar times Square dan Broadway. Umumnya toko dikelola oleh orang India atau Timur Tengah, sedangkan barangnya buatan China. Harga bisa beda $2-$5 tiap toko, padahal kualitas barangnya sama. Hanya beda penataannya saja. Saya Cuma mampir untuk beli snow globe yang saya koleksi dari beberapa negara.
Sebenarnya saya tidak suka coklat Amerika, karena terlalu manis. Padahal kan saya sudah manis (jdiegz..) Coklat Amerika lebih tepat disebut gula dicoklatin daripada sebaliknya. Tapi melihat toko coklat M&M World di ujung jalan Broadway …lucuk banget. Langsung deh si Bungsu pengen beli coklat yang warnanya bisa dipilih untuk teman-teman perempuannya.
Jangan lewatkan ngeprint kata-kata khusus di atas coklat M&M. Bisa jadi hadiah yang sangat special buat orang terkasih. Si Bungsu membeli khusus buat guru yang melatihnya debat tapi tidak berangkat ke USA mendampinginya. Setelah membeli tiket di kasir, Ia memilih kata-kata yang diinginkan di mesin khusus, memilih warna coklat yang diinginkan lalu memasukkan coklat tersebut ke mesin printnya. Tunggu sebentar, voila… keluarlah coklat yg sudah cuzstomized printed.
Kalau M&M World terlalu girly, bisa mampir ke Disney’s Store di Times Square. Lho bukannya girly juga banyak princess? Nah ini lucunya. Toko Disney ini lebih banyak barang-barang Star Warsnya. Ada sih thema Frozen, tapi hanya di lantai 1. Sudah pengen banget beli robot bulet BB-8. Tapi kok ya gak pantes mak-emak beli itu ya.
3. Berburu Sepatu Sneaker
Banyak toko sneaker dengan design unik minimalis khas anak muda. Kalau niat dan punya banyak waktu untuk berburu sneaker di NYC, cobalah berkunjung ke Supreme di 274 Lafayette St, Niketown di 6 East 57th St, Vans General Store di 93 Grand St. Biasanya toko tersebut yang mengeluarkan model new release atau limited edition.
Jangan khawatir kalau gak banyak waktu, mampirlah di toko sepatu umum seperti Foot locker dan Champs dekat Time Square. Belilah brand asli Amerika seperti Vans dan Air Jordan. Selain harganya lebih murah, modelnya pun belum tentu ada di Indonesia. Kalau Adidas sih lebih mahal di Amerika daripada di Eropa. Jadi mampirlah kami ke Champs yang koleksi Air Jordannya lebih banyak, dan belilah sepasang Air Jordan buat si Bungsu dan oleh-oleh sepasang Air Jordan buat si Sulung di rumah.
4. Factory outlet
Adanya di pinggir kota, satu jam dari New York City yaitu Woodbury Common Premium Outlets. Karena memang tidak niat belanja, kami tidak mampir ke sana. Tapi di New York State masih banyak pilihan premium Outlet yang lain. Salah satunya adalah Waterloo Premium Outlet. Outlet ini tidak sengaja kami temukan dalam perjalan ke Niagara Falls. Kompleks pertokoannya sangat luas, sehingga dari pinggir jalan tol sangat menarik perhatian. Daftar toko/brand yang ada di sana bisa cek di sini.
Waterloo PO adalah kompleks pertokoan yang letaknya mengelilingi lapangan parker yang luas. Jadi saat berhenti di salah satu ujung, dan kepingin melihat toko yang disebrang, udah berasa capek duluan. Karena beda minat, saya dan kedua sepupu saya berpisah. Sepupu NY State lebih banyak mampir ke toko baju anak-anak. Sepupu Iowa, ntahlah dia kemana. Sedangkan saya hanya mampir di J.Crew, dan Nautica.
Belanjalah barang-barang yang originally berasal dari Amerika, seperti Coach, Nautica dan J.Crews. Brand Inggris seperti Clarks hanya mengeluarkan sepatu keluaran lama dengan nomor terbatas. Oh ya tidak semua toko menyediakan barang diskon. Seperti Zumiez harganya sama dengan outletnya di NYC. Tshirt cool dan funky menurut anak saya tapi uelek tenan menurut mata saya dengan harga yang bikin maknya mengeleus dada, 500-750ribu Rupiah.
Kalau sudah capek belanja, hanya ada satu area tempat makan dengan beberapa restoran. Meski sudah lewat jam makan, tapi tempat duduknya puenuh banget. Sekalian kalau mau ke toilet mampirlah di area ini. Kalau tidak keburu beser menuju toilet yang letaknya berjauhan.
5. Tempat Makan
Makan di kota New York sangat beragam. Mulai dari Foodtrucknya yang iconic sampai fine dinning. Tentulah kelas saya cukup makan yang kelas budgeted. Harga cheese burger meal di mcD sekitar $8. Kalau bosen dengan merk burger itu, cobalah Shake Shack, burger mantap yang selalu antre belinya, tapi masih sekitaran harga McD. Dagingnya lebih tebal, kentangnya juga potongan besar bukan yang shoestring cut. Lebih kenyang lah pokoknya.

Sebenarnya saya kepingin berburu makanan food truck. Tapi Food truck yang ngetop tidak juga jumpa sampai hari terakhir di NYC. Dapatnya Cuma yang abal-abal tapi lumayanlah buat menikmati makan ala Newyorkers di Central Park.