Memahami New York City, The Big Apple

Sepintas New York City mirip dengan Jakarta. Banyak orang stress dengan kemacetan, banyak gedung tinggi pencakar langit, tunawisma di sudut-sudut kota, pengamen di kendaraan umum masal … you name it. Bedanya hanya suhu dingin menggigit karena kami berkunjung di akhir musim gugur.

Saat keluar dari Penn Station, stasiun kereta utama NYC, setelah 1 jam perjalanan dari JFK, banyak homeless yang menghampiri kami. Bergantian dengan sales yang menawarkan city tour bis hop on hop off. Saya yang hanya berdua si Bungsu harus pandai-pandai mengelak dengan halus, berusaha tidak membuat mereka marah. Dua perempuan wajah Asia begini, tentu jadi sasaran empuk mereka. Apalagi kalau sambil celingukan, ciri-ciri khas new kids on the block. Kami berdua berusaha terlihat cuek dan tegar. Padahal dalam hati kangen dengan Suami dan si Sulung yang yang biasa mendampingi, kali ini tidak pergi bersama kami.

Sambil menarik koper menuju hotel kami yang jaraknya hanya 400m dari Penn Station, suara hingar bingar jalanan mengiringi perjalanan kami. Klakson kemarahan mobil-mobil. Sirene polisi dan ambulans bersahut-sahutan. Tak ketinggalan makian pejalan kaki ke pengendara mobil. Adegan seperti ini terlihat jamak di NYC.

“You son of a b*tch!!! “ maki si pejalan kaki yang hampir ketabrak mobil, sambil mengepalkan tangan. Bukannya beranjak segera ke troatoar karena mau ketrabak, eh malah melotot dulu di zebra cross.

“It’s green you idi*t!!! Move your dumb *ss out of here!” teriak si pengendara mobil sambil mengeluarkan setengah badannya dari jendela mobil lalu mengklakson berulang kali. Hadeuuh … terkaget-kaget pertama dengarnya. Saya serasa berada di salah satu scene film Hollywood. Yah inilah New York City my friend. Dingin dan kasar.

About The Big Apple

NY_StateMapSebelum lanjut ceritanya, perlu diketahui perbedaan New York State dan New York City (NYC). State mirip dengan Propinsi lah. Jadi ada Propinsi New York, yang ibukotanya adalah Albany, bukan NYC. Ibu Kota atau Pusat Pemerintahan Amerika Serikat adalah Washington DC, bukan juga NYC. Lalu NYC apa dong, kok ngetop banget? New York City adalah kota metropolitan terbesar dan terpadat penduduknya di USA yang ada di New York State. Sering juga disebut sebagai pusat bisnisnya Amerika, dan mendapat julukan The Big Apple, sejak tahun 1920. Masih misteri mengapa disebut Big Apple. Mungkin NYC seperti apel yang menggoda Adam dan Hawa (etimology asal …)

Memahami Jalan di NYC

Meski kesan awal NYC nampak hiruk pikuk, tapi ternyata kotanya mudah ditelusuri kok. Areanya terbagi atas blok-blok, karena ada Jalan vertical dan jalan horizontal yang melintasi kota. Jalan-jalan vertical letaknya memanjang dari Utara ke Selatan. Nama jalannya dimulai dari 1st Avenue sampai ke 12th Avenue. Jalan horizontal jumlahnya lebih banyak dengan jarak yang lebih pendek. Jalan horizontal yang berada di sebelah kiri Central Park disebut West Street. Dari mulai 1st West Street hingga 270th West Street. Hal yang sama berlaku di East Street yang ada di sebelah kanan Central Park. Selain itu ada juga jalan-jalan yang diagonal atau melintang dan tidak sesuai pakem jalan vertical-horizontal tersebut. Salah satu jalan diagonal yang terkenal namanya Broadway. Tau dong nama jalan itu. Terkenal karena musical dan theatricalnya yang mendunia.NY_StreetMap

Jangan bingung dengan kenyataan di lapangan. Kalau di Indonesia, plang nama jalan berada tepat di depan mulut jalan. sedangkan di Amrik, plang nama jalan ada di samping. Jadi kalau kita ada di perempatan dan menghadap depan suatu mulut jalan, maka plang yang ada di depan mulut jalan itu adalah nama untuk jalan yang melintang di depan mulut jalan tsb. Bingung euy jelasinnya ….observasi sendiri deh 😀

Mengenali jalur subway

Selain itu kota New York dikenal juga dengan pembagian area. Karena bentuk kotanya yang memanjang, untuk memudahkan, kota terbagi atas 3 area. Area paling atas yang sejajar dengan Central Park disebut Upper Side. Lalu bagian tengah yang banyak gedung-gedung pencakar langit disebut Mid Town. Lalu bagian bawah yang terkenal dengan Financial District disebut Lower Side. Dengan mengetahui pembagian daerah ini maka kita akan mudah mencari tahu jalur-jalur Subway.

Membaca peta subway NYC sebenarnya mudah tapi membingungkan. Nah loh…apa maksudnya? Jalur kereta ada yg dinamai dengan abjad (dari A s/d W) lalu ada yang dinamai dengan angka (dari 1 s/d 7). Lalu jalur kereta dengan nama yang berbeda warnanya bisa sama. Keder kan?

Penjelasannya dari hasil browsing begini. Jalur kereta pertama dibangun oleh Interborough Rapid Transit tahun 1904 dan menggunakan angka untuk tiap jalur kereta. Beberapa tahun kemudian ada perusahan kedua yang membuka jalur baru dan menamakan jalurnya dengan huruf/alphabet. Perusahaan kedua diakuisisi oleh perusahaan pertama dan bersatu menjadi New York City Transit. Namun perbedaan penamaan abjad dan angka tetap dipertahankan.

Lalu buat apa ada pembedaan warna di peta jalur kereta? Warna hanya menunjukkan daerah utama yang dilewati. Daerah utama itu bisa dilewati 3 sampai 4 kereta yang berbeda.

  • 8th Avenue (A, C, E) ~ blue
  • 7th Avenue (1, 2, 3) ~ red
  • Broadway (N, Q, R, W) ~ yellow
  • 6 th Avenue (B, D, F, V) ~ orange
  • Lexington Avenue (4, 5, 6) ~ green
  • 14th Street Crosstown (L) ~ gray
  • 42nd Street Crosstown (7) ~ purple
  • Brooklyn/Queens Crosstown (G) ~ light green
  • Nassau Street (J, M, Z) ~ brown
  • shuttles ~ black

Warna ini memudahkan saya yang kemampuan membaca petanya dibawah rata-rata. Saya cukup mengingat untuk naik kereta blue line (warna favorit saya) untuk sampai ke hotel yang ada di dekat 8th Avenue.

Sedemikian detail saya mempelajari peta NYC karena my darling live GPS, alias Suami, tidak ikut bepergian. Sedangkan sepupu yang menemani saya selama di US nanti, yang satu tinggal di Iowa dan belum pernah ke NYC dan satu lagi tinggal di NY State dan baru sekali ke NYC sekitar 8 tahun yang lalu. Daripada nyasar barengan, paling tidak saya harus lebih tahu lah.

Sepupu saya yang dari Iowa baru muncul beberapa jam kemudian setelah saya check in hotel. Berhubung kecapean dengan perjalanan panjang dari Jakarta, saya langsung ketiduran blek sek setelah mandi. Sepupu saya butuh waktu lama juga untuk proses membangungkan saya dan si Bungsu. Dari mulai nelpon ke HP, ketok-ketok pintu dan baru sadar setelah telpon di kamar berdering.

Ah senangnya ketemu lagi dengan salah satu sepupu yang lumayan dekat saat masa kecil dan remaja. Setelah menghabiskan waktu dengan cerita panjang lebar melepas kangen akhirnya kami memutuskan jalan kaki ke Times Square, sekaligus cari makan malam. Lega juga saat si Sepupu nampak lebih siap dengan googlemap di IPhonenya. Wah gak bakal nyasar nih kita. Namun ternyata oh ternyata, saat membaca peta, dia garuk-garuk kepala juga untuk memutuskan apakah kita belok kanan, kiri atau terus. Hahaha …ternyata difficulty in reading map is running in our family. Untunglah si Bungsu masih turunan Bapaknya yang mudah membaca peta. Jadilah dia yang menentukan, “We should turn left, Tan.”

NY_Timesquare
Sampailah kami tanpa nyasar di Time Square dengan berjalan kaki.

 

Advertisement

Author: javanicblue

https://javanicblue.wordpress.com/about/

5 thoughts on “Memahami New York City, The Big Apple”

    1. terimakasih. Newyorkers khas orang2 kota metropolitan, mirip orang Jakarta lah. Yang sibuk jarang tersenyum. Homelessnya agak menakutkan. Petugas pelayanan masyarakatnya masih murah senyum.

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: