Saat masih menjadi keluarga muda dengan seorang bayi, kami sudah senang jalan keluar kota. Meski hanya dekat-dekat saja dari Jakarta, seperti ke Puncak dan Bandung. Setelah si bayi belajar melangkah dan mulai pandai bertanya, perjalanan mulai agak jauh ke Jogja hingga Surabaya. Menjelang balita, si bayi yang sudah bukan bayi lagi, sudah punya adik bayi lagi. Liburan akhir minggu sudah tidak pernah ke Puncak tapi semakin sering ke Bandung. Liburan yang menginap agak lama juga semakin jauh ke pulau lain di Indonesia hingga ke negri orang.
Ada kisah seorang traveler yang memberi tips untuk memilih teman yang enak kalau mau travelingnya lancar dan menyenangkan. Hal ini untuk menghindari semakin banyaknya perbedaan pendapat dan semakin mudahnya menyamakan visi perjalanannya. Lah kalau traveling dengan keluarga yang sudah given anggotanya bagaimana dong. Menyenangkan kah? Coba kita review ….
Team traveling yang terdiri dari pasangan hidup dan anak-anak, punya keinginan sendiri-sendiri. Tidak semua keinginan bisa dipenuhi. Ayah bisa jadi lebih avonturir. Ibu lebih senang mempelajari sejarah suatu tempat. Si sulung seperti ikan senangnya di tempat berair. Mulai dari genangan air di jalan hingga ombak menggulung di pantai. Si bungsu lebih rumahan, senang berlama-lama bergelung di hotel yang nyaman atau di tumpukan boneka yang fluffy. Jadi bisa dipastikan peristiwa marah dan ngambek akan mewarnai perjalanan.
Belum lagi range umur yang sangat jauh. Saat kami orangtua masih muda dan anak-anak masih balita, kami mampu jalan terus sepanjang hari dan maunya lanjut dugem. Tapi anak-anak biasanya udah teler setelah makan malam dan mulai rewel minta ditemani tidur. Sebaliknya saat anak-anak beranjak remaja, ibarat gadget yang batereinya gak pernah low bat, maunya jalan terus sampai pagi. Sementara ortunya udah pengen ke kamar dan membalur betis dan punggung dengan segala balsem pengurang nyeri. Nasih orang tua… “tua” dalam arti yang sebenarnya.
Lalu apa fun-nya jalan-jalan dengan keluarga? Banyak. Menyenangkan saat kami melihat pemandangan alam yang baru. Antusias merasakan enak tidaknya makanan baru. Ingin tahu, saat merasakan nyaman tidaknya transportasi umum di berbagai tempat. Menyesuaikan diri saat mendengar hiruk pikuknya atau sangat tenangnya suatu kota. Membaui segar atau polutannya suatu tempat. Yang terpenting, merasakan penyertaan dan perlindungan Tuhan di setiap perjalanan kami. Maka…menikmati hal itu bersama keluarga akan semakin mendekatkan kami. Melihat anak-anak menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terasa menyenangkan. Bekerjasama bersama pasangan mengatasi permasalahan yang timbul, menguatkan kami. Maka semua misleg dalam perjalanan akan menjadi cerita lucu yang menjadi bumbu perjalanan yang manis.
Karena uniknya perjalanan kami, maka saya ingin mendokumentasikannya dalam sebuah blog. Kami ingin mengingat perjalanan kami. Mengingat proses belajar kami. Semoga saja pengalaman kami dapat menjadi pelajaran juga buat yang lain 🙂
Ow, ternyata suka pergi sekeluarga. menarik sepertinya perjalannya. Akan saya ikuti ceritanya.:)
LikeLike
Terima kasih Yuna 🙂
LikeLike
Sama sama. 😀
LikeLike
Waaa Kerennn Mbak…. Udah ada topiknya Family Travelling hehehe….
Ayuuu Mbak, saling semangat kita yaaa…
Moga nanti blog ini menjadi sebuah buku yang juga banyak bermanfaat untuk orang lain, AAMIIN …
LikeLike
Terimakasih Nirma sudah mampir …..Amiiin untuk doanya.
Yuuuk tetap semangat nulis 🙂
LikeLike
Hai kakak,
Boleh minta email kakak untuk bussiness inquiries?
Thank you.
LikeLike
silakan ke javanicblue@gmail.com
LikeLike