Bandara JFK yang tidak rumit

Saya mengawali tulisan ini dengan tips. Untuk perjalanan pesawat yang lama (lebih dari 20 jam), pastikan anda minta sikat gigi ke pramugari. Efek tidak sikat gigi saat di udara akan terasa lapisan gigi yang “lebih tebal” daripada saat kita tidak sikat gigi di darat.

Pagi itu pesawat berbadan lebar Airbus 380 mendarat mulus di Bandara JFK New York. Mood saya cerah ceria melihat New York pertama kali dari jendela pesawat. Ditambah dengan perut yang sudah kenyang sarapan, gigi sudah bersih, bahkan sudah cuci muka dan bedakan, membuat saya tak henti-hentinya bersyukur padaNya.

Continue reading “Bandara JFK yang tidak rumit”

Advertisement

Perjalanan Kereta ke Inggris Pasca Brexit

Pada akhir Desember 2016, kami sekeluarga melakukan perjalanan kereta dari Cologne, Jerman menuju London, Inggris. Awalnya kami mengira perjalanan kereta antar negara di Eropa ini tak jauh beda dengan perjalanan kereta kami sebelumnya ke Budapest dan ke Praha. Dimana Vini-Vidi-Go berlaku. Kudatang ke stasiun, kulihat keretanya dan berangkaaaat. Kami lupa atau tepatnya mengabaikan fakta bahwa Inggris termasuk Europe Union (EU) tapi tidak termasuk dalam Schengen Countries.

Saat membeli tiket kereta secara online di perusahaan kereta Jerman  saya sempat heran dengan transit time yang lumayan lama (77 menit) di Brussels. Saya kaget juga dengan harganya yang mahal 70 Euro/orang untuk second class (Saya selalu terkesiap dengan harga mahal…) Berarti saya harus membayar 280 Euro untuk 4 orang atau setara dengan 4 juta Rupiah atau setara dengan budget Airline Jakarta Surabaya pp.

Continue reading “Perjalanan Kereta ke Inggris Pasca Brexit”

Membiarkan Anak Rajawali Mengepakkan Sayapnya

Catatan: Berikut ini bukan catatan perjalanan, tapi catatan hati seorang Ibu di perjalanannya dari Cologne ke Amsterdam.

Persiapan untuk si Sulung sekolah di Jerman sepertinya sudah beres. Sehari sebelum pulang, saya melakukan re-check dengan si Sulung apalagi yang harus dia lakukan. Mulailah beberapa wejangan keluar. Seperti jangan lupa deadline perpanjangan visa. Hati hati dengan passport. Jangan lupa langsung urus health insurance. Hati-hati dalam bergaul. Selalu dekat dengan Tuhan dan ke gereja setiap minggu. Dan masih banyak lagi.

Continue reading “Membiarkan Anak Rajawali Mengepakkan Sayapnya”

Meleleh di Perjalanan Menuju Praha

Hari ke-8 perjalanan kami ke Eropa Tengah, kami beranjak meninggalkan Budapest menuju Praha atau Prague. Lagi-lagi kami memutuskan naik kereta. Sebenarnya naik kereta merupakan salah satu cara kami untuk beristirahat, dengan cara duduk santai dan bengong menikmati pemandangan.

Pengalaman naik kereta malam yang kurang nyaman dari Munich ke Budapest, membuat kami was-was. Kereta yang akan kami naiki nanti, bagus gak ya? Kalau melihat kunonya stasiun Budapest Keleti yang dibangun tahun 1884, kok ya ragu-ragu bakal ada kereta modern mampir di situ. Continue reading “Meleleh di Perjalanan Menuju Praha”

Perjuangan Memasuki Budapest

Budapest ibu kota Hungaria, merupakan kota eksotis yang sangat ingin kami kunjungi. Negara yang beretnik suku Magyar ini, sudah ada sejak abad ke-9, dan mencapai masa kejayaannya di abad 15. Melewati sejarahnya yang panjang, Hungaria luluh lantak saat Perang Dunia. Bahkan Kerajaan Kristen ini sempat takluk di bawah kekuasaan Komunis Rusia sejak Perang Dunia II. Namun seiring dengan jatuhnya kekuasaan Rusia di Eropa pada tahun 1989, Hungaria berdiri sebagai negara Republik Parlemen dan perlahan mulai membuka diri sejak tahun 1990an.

Sekarang Hungaria seperti Sleeping Beauty yang baru bangun dari tidurnya yang panjang. Di semester pertama tahun 2015, Budapest mencatat kenaikan jumlah turisnya hingga 17,8%. Bandingkan dengan Indonesia yang mencatat kenaikan sekitar 4% di periode yang sama, sudah dianggap prestasi bagus, mengingat negara tetangga malah mengalami minus growth. Continue reading “Perjuangan Memasuki Budapest”

Menuju Munich (Munchen)

Hari ketiga di Jerman, kami bangun kesiangan. Perjalanan kemarin ternyata menguras energi kami dan anak-anak. Bagun jam 8 waktu setempat, kami hanya sarapan mie instant cup yang dibawa dari rumah. Barbeque dinner semalam rasanya masih mengenyangkan, tidak perlu sarapan berat.

Perjalanan dari Dusseldorf ke Munich

Hari ini untuk pertama kalinya kami akan naik kereta antar kota antar state yang lumayan lama. Agar nanti gak grubak-grubuk, suami menyarankan kami survey dulu. Kebetulan di samping hotel kami ada Customer Servicenya Bahn. Tanpa merasa perlu mandi dulu, saya mampir ke counter ini yang dijagai oleh 3 orang staf Bahn. Seorang ibu berambut coklat berbadan subur, menyapa saya dengan ramah. Continue reading “Menuju Munich (Munchen)”

Cologne, dan kota kecil sekitarnya

Sudah tidak sabar rasanya berkunjung ke Cologne di hari kedua. Reuni dengan satu keluarga Jerman dan beberapa teman si Bungsu, dijadwalkan di depan Kathedral Cologne atau Koln Dom yang terkenal itu. Selain Cologne kami juga berencana mengunjungi Solingen. Itinerary hari ini sangat fleksibel. Sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kemana kenalan kami akan mengajak. Continue reading “Cologne, dan kota kecil sekitarnya”

Sesaat saja di Dusseldorf

Akhirnya jadi juga kami sekeluarga liburan kembali di Eropa. Bedanya kali ini kami pergi saat musim panas, dan negara tujuannya berbeda dari liburan sebelumnya. Kami mendarat di Dusseldorf, ibu kota propinsi (state) North Rhine-Westphalia. Kota ini dikenal sebagai pusat bisnis dan keuangan international, dan sering mengadakan pameran dagang. Continue reading “Sesaat saja di Dusseldorf”