Saya mengawali tulisan ini dengan tips. Untuk perjalanan pesawat yang lama (lebih dari 20 jam), pastikan anda minta sikat gigi ke pramugari. Efek tidak sikat gigi saat di udara akan terasa lapisan gigi yang “lebih tebal” daripada saat kita tidak sikat gigi di darat.
Pagi itu pesawat berbadan lebar Airbus 380 mendarat mulus di Bandara JFK New York. Mood saya cerah ceria melihat New York pertama kali dari jendela pesawat. Ditambah dengan perut yang sudah kenyang sarapan, gigi sudah bersih, bahkan sudah cuci muka dan bedakan, membuat saya tak henti-hentinya bersyukur padaNya.
JFK yang mendung di musim gugur, tidak mengubah mood ceria saya. Bahkan saat diumumkan pramugari bahwa kami harus menunggu garbarata selama 15 menit karena pesawat mendarat kecepatan, juga tidak mengubah mood saya.
Saya mulai was-was saat memasuki ruang imigrasi. Setelah melewati serentetan security check kemarin di Dubai, saya bertanya-tanya apalagi yang akan kami hadapi. Berdua dengan si Bungsu kami mengikuti arahan petugas untuk segera memasuki antrian.
Di ujung antrian ternyata kami tidak langsung menghadapi petugas imigrasi. Berderet-deret mesin semacam ATM menanti kami. Semua petugas tegas tanpa senyum menyuruh kami menuju ke mesin tersebut satu orang satu mesin. Mereka lupa atau tidak peduli ya, bahwa banyak diantara kami baru sekali menginjakan kaki ke Amerika. Jadi wajah-wajah bingung bertebaran di mesin yang ternyata adalah scanning machine. Mesin tersebut mendeteksi visa USA dan mecocokkan sidik jari dan wajah.

Ada petunjuk penggunaan mesin di atas mesin. Segera saya ambil kacamata plus saya supaya lebih jelas membaca tidak terjadi kesalahan. Si bungsu ada di mesin sebelah saya, melakukan hal yang sama. Saya masukkan passport saya yang ada sticker Visa USA ke mesin scanning. Lulus ! Senangnya …. Sementara si Bungsu memanggil-manggil saya kenapa mesinnya mereject dia. Ternyata dia men-scan foto halaman depan passport, bukan Visa USAnya.
Selanjutnya diminta memasukkan nama, scanning sidik jari dan terakhir foto. Lha kok direject??? Hiiiih lupa fotonya masih pake kacamata. Saya lepas kacamata plus saya, rapikan rambut (yang ini gak ngaruh) dan cetrek …lolos! Lalu muncul pertanyaan, “Is there any of your family travelling with you?” Saat saya klik “Yes” mesin langsung memerintah agar visa anak di scanning disitu juga. Laaah anak gue harusnya scanning di marih juga. Segera saya suruh si Bungsu mengcancel proses yang sedang dilakukan di mesin sebelah. Hadeeeuh..emak-emak rempong ini menarik perhatian petugas gahar yang berkeliling di situ. Sebelum dia mangap mau nanya ada apa, saya tanya duluan, “maaf mbak, kalau masih blood related scanningnya di mesin yang sama ya?” Jawaban Yes-nya keras banget, mengagetkan anak saya yang kebingungan mendapat kertas “Reject” dari mesin yang dia cancel.
Saya teruskan proses scanning Visa USA si Bungsu, melanjutkan proses scanning saya. Selesai dan lolos semua. Lega. Mesin mengeluarkan dua kertas struk dengan barcode, bukti kami lulus pemeriksaan visa. Selanjutnya kami digiring untuk antri ke petugas imigrasi.
Kami menghadap petugas imigrasi langsung berdua. Baru kali ini kami melihat senyum ramah di Bandara JFK yang dingin. Kami serahkan passport dan kertas print out dari mesin ke petugas. Sambil memeriksa passport dan men-scan kertas barcode, sang petugas bertanya tujuan kami ke Amerika, berapa lama, tinggal di mana, dll. Saya serahkan si Bungsu saja yang menjawab, karena tujuan pergi ini memang utamanya untuk si Bungsu yang akan mengikuti lomba debat di Yale University. Si mak hanya penggembira yang nemenin dan jalan-jalan doang.
Lepas dari imigrasi, langsung ambil bagasi, semuanya lancar. Tidak lupa kami membeli SIM card Amerika di toko lobby bandara. Dua minggu di USA akan lebih murah beli SIM card Amerika seharga 70an Dollar, daripada langganan roaming fee SIM Card Indonesia.

Dari Bandara JFK ke New York City
John F. Kennedy Airport atau disebut simpel JFK Airport adalah Bandara International New York. Bandara yang dibuka tahun 1948 ini merupakan Bandara kelima tersibuk di USA. Di peringkat dunia tingkat kesibukannya masih di bawah Dubai, Narita, Heatrow dan Frankfurt. Posisinya hanya di 16 bandara tersibuk dunia, setingkat di atas Singapore. Jadi saya masih merasa yakin gak nyasar di sini.
Seharusnya ada 8 terminal di bandara ini. Tapi saat ini hanya ada 6, karena terminal 3 dan 6 sudah ditiadakan karena beberapa airline America sudah bangkrut. Keenam terminal yang ada terhubung oleh AirTrain, kereta layang tanpa supir yang bergerak mengelilingi semua terminal. Yah mirip lah dengan kereta Bandara yang ada di Bandara Soetta.
Ada 3 jalur AirTrain, bisa dilihat dari warna Linenya atau bisa dilihat di tujuan akhirnya di TV info yang ada di setiap halte. Yang Line kuning khusus mengitari semua terminal. Cocok untuk calon penumpang yang ganti pesawat di terminal yang berbeda.
Line hijau, selain mengitari semua terminal, lalu perjalanan akan lanjut ke Howard Beach. Dengan line ini kita bisa turun di Lefferts Bulevard lalu dilanjutkan naik bis ke NYC, atau bisa turun di Howard Beach dan perjalanan dilanjutkan naik subway (kereta bawah tanah). Kedua opsi itu tiketnya lebih murah tapi perjalanannya lebih lama, karena berhenti hamper disemua stasiun.
Line merah, line yang saya pilih, selain mengitari semua terminal, langsung membawa kita ke Jamaica Station. Dari sana kita bisa naik kereta Long Island Rail Road (LIRR) yang sedikit berhenti dan langsung membawa kita ke Penn Station, stasiun kereta tersibuk di jantung kota NYC. Harga LIRR berbeda-beda tergantung jam keberangakatan dan hari keberangkatan. Di jam padat harganya $10.25 (jam 3pm-8pm). Di jam kosong harganya $7.5. Saat weekend (sabtu-minggu) harganya lebih murah lagi yaitu $4.25. Senangnya saya tiba pas hari minggu, jadi bisa beli harga tiket yang paling murah.
Jadi bagaimana rute perjalanan kami dari JFK ke NYC? Langsung saja naik AirTrain yang menuju Jamaica Station. Tidak usah beli tiket dulu. Tiket baru beli saat hendak keluar dari stasiun Jamaica station. Harga tiket AirTrain $5. Lalu di vending machine yang sama saya beli tiket LIRR pilih harga weekend, seharga $4.25. Total biaya perjalanan kami berdua adalah $18.5. Bandingkan bila saya harus naik taxi yang bisa habis $60 belum termasuk toll. Info mengenai jadwal dan harga kereta bisa dilihat di http://www.mta.info
Bagaimana dengan koper segede gaban yang harus kami bawa? Ingatlah utk travelling light. Gak perlu bawa winter clothes yang harus berganti setiap hari demi foto cantik yang beda penampilan. Saya hanya bawa 1 winter coat yg agak berat dan 1 winter jacket yang ringan karena isi bulu. Koper ukuran medium dengan berat 18 kg/orang cukup untuk 2 minggu (pulangnya bisa lebih berat karena oleh-oleh … hehehe). Kami membawa koper masing-masing naik turun kereta. Untunglah lantai kereta dan halte semuanya selevel, jadi tidak sakit pinggan saat pindah-pindah kereta. Hanya sekali kami terpaksa naik tangga, yaitu setelah tiba di Penn station. Karena lift yang ada jaraknya menjauhi hotel kami, terpaksa kami bertahap menaikkan koper melalui tangga agar lebih dekat ke hotel. Kuatlah…tidak harus sekuat wonder woman kok.
Halo javaniclue, mau nanya proses antri untuk scanning machine dan imigrasinya itu berapa lama ya?
Thanks 🙂
LikeLike
Hai Derrissurya. Proses scanning machine kalau untuk 1 orang dan prosesnya lancar paling kurang dari 5 menit. Imigrasi untuk kami tdk lebih dari 10 menit antri dan 2 menit proses. Tapi bedakan untuk cowok usia produktif dan bepergian sendiri, proses tanya jawabnya agak lama.
LikeLike
okee.. Makasih untuk info nya 🙂
LikeLike
halo mbak, maaf baru baca blog informatif ini setelah google, anak saya november nanti akan ke yale jg ikutan wsc, mbak mohon infonya kalau dari JFK ke newhaven nya sendiri enaknya naik apa ya ? lagi nyusun itin, buta banget ini , terima kasih
LikeLike
hai mbak… sorry baru sempat jawab karena sdh lama tidak mengisi blog ini. Dari JFK ke New Haven bisa naik kereta Amtrak. Tiketnya bisa dipesan online http://www.amtrak.com
LikeLike
mbak, maaf mau tanya, sebaiknya dari JFK ke NewHaven naik apa ya ? november ini anak saya mau kesana, terima kasih
LikeLike