7 Tempat Wajib Kunjung di NYC (Bag. 1)

Berjalan-jalan di New York City serasa memasuki panggung Hollywood yang tiada tepi. Bagaimana tidak hampir setiap sudut kota pernah menjadi scene film Hollywood. Mulai dari jejeran apartemen biasa di film seri komedi “Friends” hingga film action fiction “King Kong” yg sedang memanjat Empire State Building.

Inilah beberapa tempat yang sempat saya kunjungi, termasuk juga yang sudah masuk list tapi tidak sempat dikunjungi.

1. Time Square

Time Square adalah pusat belanja yang menjadi destinasi turis seluruh dunia. Letaknya di area Manhattan Midtown. Cukup berjalan kaki dari hotel tempat saya menginap. Tepat sekali kalau tempat ini disebut sebagai Pusat Persimpangan Dunia, karena berbagai suku bangsa tumplek blek di sini. Saat kami berkunjung malam hari, tempat itu tidak terasa seperti malam karena banyaknya sinar lampu billboard berpendar menyilaukan. Konon semua gedung di area Times Square kudu wajib menutup dinding gedung dengan billboard berlampu. Foto pake HP jaman jebot seperti punya saya jadi susah karena efek backlight.

NYC_NYPD
NYPD di Times Square

Nama Times Square disebut saat harian New York Times pindah kantor ke area alun-alun (squares) tersebut pada tahun 1904. Gedung kantornya yang disebut Times Building sejak tahun 1907 menjadi area “Ball Drop” yaitu ritual rutin yang dilakukan kota New York setiap new year’s eve, untuk menandai pergantian tahun hingga sekarang.

Banyaknya film yang shooting di Times Square membuat saya selalu berseru “eh itu Time Square,” sambil menunjuk ke arah TV saat nonton film Amrik. Suami yang tidak ikut ke USA jadi bete. Sebutlah film seri Sex in The City, hingga film layar lebar New Year’s Eve, Spiderman 3, dan Enchanted, banyak mengambil scene di Times Square.

NYC_BecakBenarkah ada becak di Times Square? Beneran ada. Jumlahnya bisa dihitung jari dan tujuannya untuk atraksi turis. Becaknya lebih besar dan fancy, dan pengemudinya kebanyakan orang Asia. Meski dibayarin, saya gak kepingin naik becak itu. Kenapa? Kok rasanya gak aman, seperti turis yang kebanyakan duit sehingga dilirik kriminal NYC. Mending jalan kaki aja dengan baju yang biasa-biasa aja tidak mencolok. Apalagi kali ini saya hanya pergi dengan si Bungsu yang cewek dan sepupu cewek asal Iowa yang baru pertama kali juga ke NYC. Cari aman saja di kota metropolitan yang hingar bingar ini.

2.Central Park

Taman besar berbentuk persegi panjang seluas 341 Ha di tengah kota New York ini menjadi paru-paru kota sekaligus tempat New Yorker berekreasi alam dan olahraga. Taman kuno yang sudah ada sejak 1857 memang luas banget. Capek juga saya berjalan menyusuri pinggir taman saat keluar dari American Museum of Natural History menuju ke M&M World. Ya iyalah wong jaraknya dilihat di Googlemap sekitar 2.5 km. Padahal itu baru jarak ½ panjang Central Park.

NYC_CentralPark

Saat menyusuri taman, beberapa polisi terlihat berpatroli di dalam taman. Tidak heran karena Central Park termasuk the most dangerous place di NYC, terutama saat senja hingga malam hari. Banyaknya perampokan, pemerkosaan hingga pembunuhan terjadi di Central Park. Saat kami bertiga-cewek-cewek lewat situ, saya pun berasa ngeri juga padahal hari masih terang benderang. Tempat yang kami lalui kebetulan sangat sepi. Ada homeless tidur di hammock yang dikaitkan diantara pohon. Kami jalan bergegas dan hanya berfoto sebentar di suatu tempat yang sepertinya tempat shooting film Home Alone 2, dimana banyak merpati di bebatuan cadas.NYC_Squirell

Mengikuti gaya New Yorker di beberapa film, kami menyempatkan diri untuk lunch di Central Park. Ada banyak Food Truck di pinggir jalan. Ada hotdog, kebab, hingga nasi ala India tersedia di food truck. Kami makan di taman sambil ditunggui tupai yang menunggu remahan roti yang jatuh. Lucunya …

 

3.Gedung Pencakar Langit

Kota New York adalah hutan beton. Banyak gedung pencakar langit yang tingginya di atas lantai 30 bererot di jalan-jalan New York. Jumlahnya bisa lebih dari 100 gedung. Bukan main ya… Kalau tidak ada Central Park, maka jarang kita temui tumbuh-tumbuhan di NYC kecuali di Supermarket bagian vegetables.

NYC_skyline2
One World Trade Center

Kalau Suami ikut ke NYC maka ia pasti mewajib kami untuk naik ke salah satu gedung tinggi, menikmati view kota New York dari ketinggian. Gedung tertinggi di NYC bahkan di USA adalah One World Trade Center yang tingginya hingga lantai 104. Dengan ketinggian lebih dari ½ km, gedung yang termasuk baru dibangun ini (2014) merupakan gedung keenam tertinggi di dunia.

Gedung yang lebih lama dibangun (1931) dan terkenal karena film “Sleepless in Seatle” dan “King Kong” adalah Empire State Building. Makanya turis lebih banyak yang berkunjung ke sini. Harga tiketnya untuk naik ke lantai 102 yang disebut Top Deck adalah $57/orang. Atau bisa juga supaya irit namun pemandangan sudah cukup bagus, bisa mampir di Main Deck di lantai 86 saja, tiketnya lebih murah yaitu $37.

Berhubung saya tidak termasuk penggemar gedung tinggi, maka saya skip kunjungan ke salah satu gedung tersebut. Cukup foto depan gedungnya saja.

4. Nonton Broadway

Nonton musical production langsung di tempat asalnya di Broadway adalah salah satu tujuan utama saya ke New York. Saat sepupu Iowa menawarkan untuk membelikan tiketnya (bayar belakangan) saya langsung mengiyakan.

Ada 41 theater besar sekitar Times Square yang diakui sebagai tontonan berkelas ala Broadway. Tidak semuanya berjejer di jalan Broadway. Misalnya Miskoff Theater yang memainkan The Lion King, beralamat di 200 West 45th Street, di ujung 7th Avenue. Lihat pembagian jalan NYC di sini.

Sempat bingung memilih mau nonton “The Lion King” atau “Aladdin”. Bahkan si Bungsu sempat merengek mau nonton “Dear Evan Hansen” yang sedang hits saat ini dan reviewnya bagus. Kalau menurut saya sih mending nonton cerita Disney dulu deh sebelum nonton yang belum tahu ceritanya.

NYC_Broadway
Antrian The Lion King

Untuk pertunjukan jam 7 malam, penonton diwajibkan hadir paling lambat 30 menit sebelumnya. Antrian diluar gedung theater sudah cukup panjang saat kami tiba jam 18.30. Eh ternyata ada calo juga lho. Mereka berbisik-bisik menanyakan apakah kami sudah punya tiket. Para calo terutama mendekati turis yang berwajah Asia atau turis bule yang berbahasa non Inggris.

Posisi duduk kami tepat di tengah, sangat optimal secara audio maupun visual. Keponakan saya yang baru berumur 6 tahun mendapat bantal tambahan untuk duduknya. Sehingga Ia tidak tenggelam di kursi tertutup penonton di depannya.

Selama 2,5 jam kami terpukau oleh pertunjukan yang spektakuler. Tata lampu warna-warni, gelap terang yang luar biasa dipadu dengan panggung yang bisa naik turun dan background yang berbeda-beda untuk tiap scene. Tata suara untuk live orchestra (yang ada di bawah panggung) hingga sound effect terdengar tanpa cela. Bahkan pemain percussion untuk sound effect di kiri dan kanan atas panggung yang atraktif menjadi tontonan bonus buat penonton. Semua musik dan lagu dilakukan live bukan recorded!

Kostum para binatang juga meriah sekali dan pas menggambarkan pemerannya menjadi Gajah yang besar, gazette yang lincah, cheetah yang gemulai, hyena yang licik, hingga Mufasa yang gagah. Orang pemerannya tidak sepenuhnya terselubung kostum. Penonton masih melihat jelas orangnya. Namun kostum yang sesuai mampu menampilkan imajinasi penonton akan karakter setiap binatang yang diperankan. Saya masih kagum dengan pemeran Rafiki, si dukun kera dengan wajah dicat warna-warni. Pemerannya seorang wanita dari Afrika Selatan, terlihat lincah dan tengil dengan tubuh tambunnya saat menari dan bernarasi. Suaranya pun powerful banget saat bernyanyi. Saya aja yang cuma nonton rasanya ikutan capek.

nyc_lionking.jpg

All outnya pemain broadway saat berakting, menari dan bernyanyi, tak jarang membuat mereka melirik panggung yang lebih gemerlap, yaitu layar lebar Hollywood. Sebut saja Hugh Jackman, Meryl Streep, Sarah Jesica Parker hingga artis muda Anna Kendrick yang baru dapat Piala Oscar, adalah jebolan broadway yang sekarang sukses di layar lebar.

Bisa lihat cuplikan pertunjukan babak awal The Lion King di klik di sini. Saat seremoni kelahiran Simba, dimana binatang masuk dari arah penonton. Lebih megah liat pertunjukan aslinya sih. Penonton dilarang membuat video atau foto saat pertunjukan. Foto di atas adalah satu-satunya foto yang saya ambil diam-diam. Abaikan kepala orang yang ikut terfoto 😀


Bersambung …. Monumen (9/11 Memorial, Liberty< Charging Bull, dll), Tempat Khas (China Town, Little Italy, dll) dan Musium.

Advertisement

Author: javanicblue

https://javanicblue.wordpress.com/about/

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: