Inggris, terutama di London, sangat erat hubungannya dengan film layar lebar berseri terkenal Harry Potter. Tidak seperti Belgia yang kurang mengeksplor tokoh fiktif asal Belgia seperti Smurf dan Tintin, London benar-benar memanfaatkan Harry Potter sebagai salah satu icon tujuan wisata.
Di King Cross Station, dengan mudah kita akan menemukan Platform 9 ¾ menuju Hogwarts dengan trolley Harry Potter yang masuk ke dinding separuh. Tidak jauh dari situ juga ada Harry Potter Shop, toko souvenir yang menjual pernak-pernik dunia sihir Hogwarts. Dari mulai jubah siswanya yang khas, permen aneka rasa hingga aneka tongkat sihir, ada di sana.
Kalau hanya mencari merchandisenya, tidak perlu jauh-jauh ke Warner Bross Studio, di pinggiran London. Cukup ke tokonya di King Cross Station. Tapi kalau mencari sensasi yang lebih dalam, maka studio ini wajib dikunjungi.
Fakta pertama yang perlu dicatat dalam perjalanan kami kali ini adalah, kami sekeluarga bukanlah fans berat Harry Potter. Kalau ada filmnya diputar di HBO atau channel lain, tidak ada satu pun dari kami yang pernah menonton dari awal sampai akhir. Kadang kami nonton bagian tegahnya. Nanti ada lagi seri yang lain, nonton bagian akhir, khusus di adegan yang seru aja. Bahkan saya baru tahu artinya Hocrux setelah ke studio ini. Parah kan….
Fakta Kedua, Warner Bross Studio ini bukanlah amusement park seperti Universal Studio atau pun Trans Studio. Warner Bross Studio London benar-benar studio film, bekas pabrik pesawat, yang dipakai untuk shooting 70% film Harry Potter. Bahkan para aktor dan aktrisnya yang rata-rata seumuran dipanggilkan guru untuk bersekolah di studio di sela-sela pengambilan gambar. Jadi jangan harap bisa naik roller coaster bertema sihir atau nonton 4D Movie di sini.
Lalu dimana serunya? Keluarga kami sih tetap merasa seru. Malah menyediakan waktu luang untuk persiapan.
Sebelum Berkunjung
Tiket Warner Bross Studio hanya bisa dibeli secara online di https://www.wbstudiotour.co.uk/ Ada juga sih travel agent yang menjual tiketnya. Silakan bandingkan sendiri harganya.
Enaknya beli tiket online adalah, pengunjung per harinya jumlahnya dibatasi. Kita tidak akan berjejal-jejal saat menjelajahi studio walaupun saat peak season seperti libur natal dan tahun baru. Tidak enaknya, kita bisa kehabisan tiket kalau telat booking di saat peak season. Awalnya kami rencana ke studio ini pada akhir Desember. Sempat cek di awal Oktober, jumlah tiket masih aman. Tiga minggu kemudian saya cek, semua tiket bulan Desember sudah sold out. Panik dong. Langsung nekat pesan 4 tiket buat awal Januari, padahal saat itu belum apply visa UK.
Dalam membeli tiket ada pilihan membeli tiket saja, atau membeli paket (tiket + Paperback Souvenir Guide + Digital Guide) Saran saya, kalau ada anggota keluarga yang fans berat film Harry Potter, belilah yang paket. Paperback Souvenir Guide bisa jadi kenang-kenangan yang berharga. Digital Guide, yaitu rekaman info yang didengarkan melalui headphone, menyingkap fakta menarik dan unik dibalik pembuatan film. Buat kami (Saya, ayah dan si Sulung) Digital Guide ini gak terlalu bermanfaat. Penjelasan tertulis di papan info yang tersedia di setiap sudut studio, sudah lebih dari cukup bagi kami. Tapi buat si Bungsu, Digital Guide ini menjadi bagian penting yang membuat dia semakin cintahhh dengan Mr. Potter dan teman-temannya.
Perjalanan Menuju ke Studio
Dari hotel kami di London Euston ke Warner Bross studio memakan perjalanan sekitar 45 menit. Lumayan jauh karena letaknya memang di pinggiran kota London. Sebaiknya jangan datang mepet. Perkirakan tiba di studio minimal 30 menit sebelumnya. Kami naik kereta London Midland yang menuju ke Northampton dan turun di stasiun Watford Junction. Pokoknya dimana pun anda menginap, cari kereta yang menuju Watford Junction. Kereta ini bisa dibayar dengan Oyster Card.
Stasiun Watford Junction mudah dikenali dan gak bakal kelewatan, asalkan anda selalu melongok keluar jendela. Saat kereta melambat memasuki stasiun ini, sudah ada tulisan “Stop here to Warner Bross Studio”. Ada juga poster besar Harry Potter di beberapa tempat. Sebagian besar penumpang, terutama keluarga dan anak muda turun di stasiun ini.
Berjalanlah keluar stasiun. Kira-kira 10 meter depan stasiun sudah nampak Shuttle Bus khusus menuju Studio. Gak bakalan nyasar karena busnya bertingkat dan diselimuti gambar Harry Potter. Di depan bus sudah menanti petugas berdasi warna khas Griffindor yang menjual tiket bis. Harganya 2.5 Pounds per orang untuk pulang pergi. Simpan baik-baik tiketnya buat ditunjukkan untuk perjalanan pulang nantinya.
Si Bungsu tidak bisa menahan kegembiraannya saat memasuki bus. Bagaimana tidak, lagu khas film Harry Potter diputar dengan megah. TV yang terpasang di beberapa sudut bus juga memutar clip film tersebut. Benar-benar pinter membangun mood pengunjung. Saya tiba-tiba merasa jadi fans berat film ini (mood gak jelas …)
Memasuki Halaman Studio
Shuttle bus ini berhenti di halaman studio. Sudah nampak kerumunan orang di depan counter ticket. Segera saya keluarkan print out bukti pembelian ticket, dan antri di depan counter untuk menukarnya dengan tiket masuk. Sepertinya pengunjung pagi (Jam 9.00) saat winter, agak lebih sedikit dibanding pengunjung siang. Jadi antrinya cukup 10 menit saja. Lebih enak datang pagi !
Setelah tiket masuk didapat, kami antri lagi untuk melewati security check seperti di bandara. Lumayan lama nih antrinya. Bisa 15 menitan. Semua orang harus lewat gerbang metal detector dan diperiksa lagi secara manual oleh petugas. Lalu semua tas harus melewati scanning dan digledah kalau ada yang mencurigakan.
Berkeliling Studio
Kami datang kecepetan. Jadi setelah lewat dua antrian di atas kami masih punya waktu banyak untuk menunggu di lobby. Loh kok harus nunggu? Nah … ini uniknya. Pengunjung masuk studio dibagi per-batch sesuai jam masuk tiket yang kita pesan. Jeda setiap batch adalah 30 menit. Kalau belum jamnya maka tidak dibolehkan masuk.
Sambil menunggu, kita bisa melihat-lihat souvenir dan nongkrong di café. Ada juga salah satu sudut dipajang weardrobe atau baju yang dipakai tokoh “The Fantastic Beast” yang baru saja kami tonton beberapa bulan lalu. Si Bungsu melihat weardrobe itu di manekin tanpa kepala, udah seneng banget seperti melihat Eddie Redmayne, tokoh utamanya.
Lalu terdengar petugas memanggil pengunjung sesuai dengan jam tiket kami. Kami antri lagi di depan pintu besar sekitar 15-20 menit. Sambil menunggu, kami bisa melihat kamar tidur imut Harry Potter di dunia muggle.
Saat pintu dibuka, ternyata kita masuk di ruang kosong remang-remang dengan beberapa TV menampilkan poster film Harry Potter. Di sisi sebelahnya ada pintu besar lagi. Kesannya jadi misterius gitu… dari pintu ke pintu. Dibalik pintu itu ada ruang seperti bioskop dengan layar lebar. Duduklah di tempat terujung yang bisa kita capai. Di ruang bioskop ini ada salam selamat datang dari crew studio dan beberapa potong adegan Harry Potter.
Selepas dari bioskop, inilah yang ditunggu-tunggu. Pintu raksasa dengan ukirannya yang khas menggiring pengunjung memasuki The Great Hall. Saya baru tahu kalau ruangan besar yang biasa dipakai para murid untuk makan bersama dan mendengar pengumuman dari guru itu namanya The Great Hall.
Selebihnya saya tidak perlu ceritakan lagi. Silakan eksplor sendiri set studio yang lain seperti ruang kerja Dumbledore, Diagon Alley, Hogwart Express, rumah Hagrid dan buanyak lagi. Saya kagum sekali dengan detail yang dibuat sangat teliti untuk semua set panggung, baju, special effect, dan pernak-pernik lainnya. Tidak terasa dua jam kami mengeksplor dan berfoto-foto di studio bagian pertama yang berakhir di kafetaria.
Karena sudah mendekati jam makan siang, kami makan di cafeteria dan minum Butter Beer! Pas Jam makan siang, kafetarian sangat penuh. Suami harus sabar nyari meja kursi kosong, sementara saya antri beli makan dan butter beer. Makan dan minum di kafetaria ini bisa habis 10 – 13 Pounds per orang! Butter Beer wajib beli dan coba supaya gak penasaran. Agak kecewa juga sih, karena rasanya agak cewer menurut saya.
Dari kafetaria masih ada lanjutan ke studio luar ruang (Backlot). Ada bus susun tiga warna ungu yang menjemput Harry dari dunia muggle. Ada juga jembatan Hogwarts yang kesannya dibuat sudah tua dan reot. Dipersilakan foto sesuakanya, malah dianjurkan untuk share di semua media sosial. Tentunya hal ini memudahkan promosi wisata studio ini.
Lalu masih ada studio bagian kedua yang masih bisa dieksplor dan difoto. Ujung perjalanannya adalah miniature Hogwarts yang dibuat sangaaaat detail. Miniatur ini dipakai untuk shooting bird eye view Hogwarts. Khusus saat winter, Hogwarts dibuat berselimut salju. Senangnya saya bisa datang di saat winter.
Ohya di dalam studio ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan dengan bayar tambahan. Misalnya berpose sedang naik broomstick dengan tehnik green screen. Jadi hasil videonya nanti, kita terlihat seperti terbang sungguhan di atas pohon-pohon, meliuk-liuk mengitari Hogwarts dan lain-lain. Atau ada juga set yang dilakukan berkelompok seolah-olah kita di dalam gerbong kereta menuju Hogwarts.
Berbelanja di Toko Souvenir
Perjalanan studio berakhir di toko souvenir besar yang membuat kami susah menahan diri untuk tidak beli. Tapi harganya bok…mahal banget. Si sulung masih bisa menahan diri tidak beli. Tapi si Bungsu sudah mojok di depan aneka tongkat sihir, sibuk memilih. Jadilah kami membeli tongkat sihir Hermione yang unik dan cantik.
Tidak terasa kami menghabiskan waktu 3.5 jam di sini termasuk makan siang.